Jumlah sampah yang mengorbit Bumi dinilai bisa saling bertabrakan, yang pada gilirannya akan menambah jumlah pecahan sampah. Ini semua menambah risiko kerusakan pada pesawat-pesawat antariksa.
"Ash shalaatu khairun minan naum"
Jika kita terjemahkan, akan berarti "Sholat itu lebih baik daripada tidur". Tetapi coba perhatikan baik baik. Mengapa kalimat itu hanya dikumandangkan saat adzan subuh saja?
Bagi para netter terutama para Kaskuser, pasti sudah tak
asing lagi dengan yang namany kata "Maho", kata yang bagi banyak
kaskuser mempunyai kepanjangan Manusia Homo itu itu sudah akrab sekali di
telinga para netter. Tapi tahukah kalian bagiamna sejarah dan asal mula kata
"Maho"?.
Berikut ini sedikit uraianya
Sekitar tahun 2008, di lounge kaskus, ada
seoarng member yg cukup menarik perhatian yaitu applebread ke4. kenapa menarik
perhatian? karena ia selalu menyelipkan kata: "~maho maho maho" di
setiap postingannya dan seringkali mendapat pertamax,
waktu berlalu dan tiba2 para kaskuser mulai
mengangkta topik kata maho yg sering dibubuhkan oleh applebreadke4 ini. mulai
bermunculan tret2 baru untuk membahas apa arti kata maho, ada yg bilang salam
yahudi lah, ada yg bilang bahasa lain lah pokoknya lagi hot2 nya kata maho itu
Dan entah sejak kapan ada kaskuser yg
memplesetkan kata maho ntu menjadi manusia homo yg ditunjukan ke sang
applebread. dan mulailah kata maho artinya menjadi manusia homo
Tapi fakta sebenarnya terungkap, menurut info
kata maho yg sering digunakan applebread berasal dari salah satu anime
kesukaannya, tapi kata maho terlanjur melekat menjadi manusia homo, bahkan
hingga sekarang.
Ada satu permainan menarik
dengan melihat gambar di bawah ini. Sesekali kita lakukan tes untuk meneliti
seberapa teliti mata mencari dan melatih respon otak.
Aturan mainnya sebagai
berikut:
1. Sebaiknya lakukan hal ini bersama keluarga, teman-teman atau pasangan kamu,
ya. Apalagi sekarang malam minggu, permainan ini kan membuat kamu berpacaran
sehat, he...he..he...
2. Ambil stopwatch untuk menghitung waktu
3. Tentukan caranya: "Cari angka 8 dari deretan angka pada gambar"
4. Siap? Langsung cari...
5. Nah, kalau kamu bisa
mendapatkan angka 8 di bawah 15 detik berarti mata kamu masih jeli dan cerdas.
Kalau antara 30 hingga 40 detik, artinya standar. Tapi kalau lebih dari 1
menit, wah harus periksa ke dokter mata, deh.
Kata
“spam” berasal dari SPAM. Ya iyalah! Sebentar… SPAM itu kependekan dari Spiced
Ham. SPAM adalah merek daging kalengan. Kok bisa nama daging kalengan dipakai
untuk menyebut e-mail sampah?
Kisah
ini menurut Internet Society, sebuah organisasi non-profit yang memberikan
pengarahan dalam hal standar, pendidikan, dan kebijakan bidang internet.
Tahun
1970-an acara komedi di BBC Monty Phyton’s Flying Circus menampilkan
sketsa berjudul Spam. Sketsa itu berlatar kafe dengan daging
kalengan bermerek SPAM sebagai salah satu pilihan dalam menu. Dalam sketsa itu,
ketika pelayan membacakan SPAM di menu, muncullah lagu latar belakang yang
diserukan oleh orang-orang Viking, “SPAM, SPAM, SPAM, SPAM, lovely SPAM!
Wonderful SPAM!”
Rasanya,
sudah bisa ditebak kan kenapa kata-kata itu bisa berarti seperti sekarang?
Tahun
1980, istilah itu dipakai dalam buletin online dan dalam
Multi-User Dungeon (MUD), sebuah ruang virtual yang berisi banyak orang. Ketika
itu orang bisa mengulang-ulang kata “Spam”, menirukan sketsa Monty
Phyton. Pada ruang ngobrol People Link atau pada masa awal AOL, kutipan
dari sketsa di BBC tersebut sering memenuhi layar.
Spam
sempat berupa “seni ASCII”–salah satu hasilnya adalah gambar yang dibuat dari
angka, huruf, serta karakter lain. Gambar dari ASCII itu bisa memenuhi layar.
Orang di dalam suatu ruang ngobrol sering memakai gambar ASCII untuk “mengusir”
pendatang baru sehingga obrolan para anggota lama bisa dilanjutkan. Gambar
ASCII juga sering dipakai untuk perang di ruang obrolan. Dulu, komunitas Star
Wars sering menyerang ruang ngobrol komunitas Star Trek dengan gambar
ASCII–begitu juga sebaliknya. Serangan sukses ketika orang-orang yang diserang
pergi dari ruang ngobrol. Serangan ini dulu terkenal juga dengan istilah
“membanjiri” (flooding) atau “menyampah” (trashing).
Tahun
1993, sebuah peranti lunak untuk eksperimen melepaskan lusinan pesan ke
dalam newsgroupnews.admin.policy. Tahun 1998, Kamus Oxford menambah
definisi spam dengan “Pesan tanpa arti atau tak pantas yang dikirim di Internet
pada sejumlah newsgroup atau pengguna.”
Banyak
orang beralasan makan menggunakan sendok sebagai alasan lebih higienis
dibandingkan makan dengan tangan. Padahal belum tentu benar. Menurut
penelitian, sendok dan tangan memungkinkan terjadinya kontaminasi dengan
bakteri. Sendok bisa lebih bersih dari tangan jika sendok memang dikondisikan
pada suatu tempat yang higienis. Paling tid...ak, kelembapan udara di ruangan
selama sendok itu didiamkan tidaklah tinggi sebab uap air adalah medium bakteri
berpindah tempat. Namun apakah sendok sendok di rumah kita mendapat penjagaan
ketat seperti itu ?
Bagaimana dengan tangan ? Tangan sering terkontaminasi dengan bakteri akibat
aktifitas tubuh kita. Sehingga jika kondisi tangan sebelum dicuci, jelas
persentasi bakteri dalam tangan akan lebih besar dibandingkan pada sendok yang
baru saja dicuci. Maka kita perlu mencuci tangan kita. Ini tidak membunuh
bakteri namun menghapus bakteri. Kondisinya sama seperti kita menghapus minyak
pada tangan kita dengan sabun.
Pada kondisi yang sama sama telah dicuci baik sendok maupun tangan, tangan
memiliki kebersihan yang lebih terjamin. Karena tangan mengandung enzim RNAase
yang disekresikan oleh tangan kita. Enzim ini berfungsi untuk kekebalan tubuh
kita dan proteksi terhadap bakteri. Enzim ini selali disekresikan. Ketika
tangan kamu kotor, enzim ini sedang mengikat bakteri sehingga aktifitas bakteri
itu tidak dapat maksimal. Namun jika sangat kotor maka persentase bakteri akan
jauh lebih besar sehingga bakteri akan menaklukan pengaruh dari RNAase. Saat
tangan kamu dicuci, bakteri terkikis sehingga persentase enzim menjadi lebih
banyak. Saat kamu makan, enzim ini terus mengikat bakteri dan masuk ke dalam
tubuh kamu. Enzim tersebut membunuh bakteri selama proses pencernaan.
Bagaimana dengan sendok? ketika sendok dicuci, tidak semua bakteri terkikis.
Termasuk masih menempelnya bakteri yang membahayakan tubuh sebab bakteri tidak
sepenuhnya merugikan. Ketika kamu makan dengan sendok, bakteri yang
membahayakan tersebut akan masuk ke dalam tubuh tanpa adanya perlawanan dari
enzim RNAase.
Lalu bagaimana dengan pemakaian cairan pembersih ? Tidak apa apa, sebab sistem
kerjanya adalah merusak lapisan membran terluar pada bakteri sehingga bakteri
akan lebih nonactive.
Maha Besar Allah dengan segala ilmuNya. Makan dengan menggunakan tangan adalah
sunnah. Karena memang memakai tangan itu lebih safety dibandingkan memakai
sendok.
Terima Kasih Anda Telah Membaca Makan Pakai Tangan Lebih Higienis Daripada Pakai Sendok.
"Pengunjung Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar"
Pembaca yang dirahmati
Allah, bulan Ramadhan yang mulia dan agung akan menghampiri kita. Saat di mana
Allah memperbesar pahala, melipatgandakan ganjaran, dan membuka pintu-pintu
kebaikan bagi orang-orang yang menginginkannya. Di antara hadits yang agung
yang menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan adalah sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
“إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة
وغلقت أبواب النار، وصفدت الشياطين” رواه البخاري ومسلم واللفظ له
“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga
dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu”
[Muttafaqun ‘alaihi]
Dalam riwayat lain,
Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda :
“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan,
setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka
ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga
dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan:
‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang
menginginkan kejelekan tahanlah.’
Dan Allah memiliki orang-orang
yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR.
At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682,
dihasankan Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960) Syaikh ‘Utsaimin
rahimahullah menjelasakan ”Pintu-pintu surga dibuka pada bulan ini oleh karena
banyaknya amal saleh yang dikerjakan, dan sekaligus untuk memotivasi umat islam
agar melakukan kebaikan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat
yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman. Setan-setan diikat dan
dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti di bulan-bulan selain
Ramadhan.” [Majaalisu Syahri Ramadhan, Syaikh ‘Utsaimin]
Bulan
Penuh Keutamaan Termasuk satu hikmah yang
agung, ketika Allah mengkhususkan apa yang Dia kehendaki dari ciptaan-Nya baik
berupa waktu, tempat, dan orang-orang tertentu. Allah berfirman,
وربك يخلق ما يشاء ويختار
“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan
memilihnya (dengan kekhususan dan keutamaan)” (Al Qashas 68)
Allah telah memilih bulan Ramadhan dengan keutamaan dan kekhususan dibanding
bulan-bulan yang lainnya. Hal ini sebagai bentuk nikmat dan karunia Allah
kepada para hambanya agar mereka bersemangat mendekatkan diri kepada Allah dan
meninggalkan perbuatan yang dimurkai-Nya. Di antara kekhususan bulan
Ramadhan yang menunjukkan keutamaan bulan ini, yaitu Allah membuka pintu-pintu
surga, menutup pintu-pintu neraka, dan membelenggu setan-setan. Pada setiap
malam di bulan ini Allah membebasakan para penduduk neraka. Di
bulan ini juga terdapat lailatul qadr , malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Di akhir malam setiap Ramadhan, Allah mengampuni dosa orang-orang yang
berpuasa, sebagaimana hal ini diterangkan dalam beberapa hadits.
Menggapai
Surga di Bulan Mulia Sebagaimana disebutkan
dalam hadits di atas, di bulan mulia ini pintu-pintu surga dibuka. Inilah
kesempatan emas untuk memperbanyak amalan kebaikan. Banyak sekali amalan
kebaikan yang bisa diamalkan di bulan ini, peluang untuk menambah pundi-pundi
pahala pun terbuka lebar. Di siang hari melaksanakan kewajiban puasa,
dilanjutkan dengan shalat tarawih di malam harinya. Bersedekah di bulan ini
sangat dianjurkan,termasuk juga memberi makan orang yang berbuka.
Melaksankan
sahur pun juga bisa mendapat tambahan berkah. Membaca al Quran dan memahaminya
sangat dianjurkan untuk diperbanyak di bulan ini. Belum lagi amalan-amalan
ibadah yang diperintahkan di sepuluh hari terakhir, seperti menghidupkan malam
dengan ibadah, melaksanakan i’tikaf, dan menunaikan zakat. Juga masih banyak
amalan-amalan ketaatan lain yang bisa dilakukan.. Lihatlah saudaraku, begitu
banyak terbuka pintu-pintu kebaikan. Seorang muslim tidaklah sepantasanya
meninggalkan amalan-amalan tersebut, sebuah harapan untuk menggapai surga Allah
ta’ala.
Tinggalkan
Perbuatan Maksiat Di antara faktor yang
menyebabkan manusia terjerumus ke dalam perbuatan maksiat adalah godaan setan.
Di bulan Ramadhan , setan-setan dibelenggu sehingga manusia akan lebih mudah
untuk meninggalkan maksiat. Setan-setan dibelenggu dengan rantai agar manusia
tidak tergoda untuk melakukan penyimpangan dan kemaksiatan seperti bulan-bulan
lainnya. Inilah yang tampak di bulan
Ramadhan, banyak manusia tidak melakukan
perbuatan kemaksiatan dan beralih melakukan perbuatan ketaatan. Momentum ini
sangat tepat bagi kita untuk meninggalkan maksiat dan memperbanyak amal shalih. Dibelenggunya setan-setan,
bukan berarti tidak terdapat maksiat sama sekal di bulan mulia ini, akan tetapi
maksiat yang terjadi di bulan ini relatif lebih sedikit dibanding bulan-bulan
lainnya . Masih ada faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya maksiat,
seperti godaan nafsu dan tabiat buruk manusia.
Boleh
Jadi, Ini Ramadhan Terakhir bagi Kita Pembaca yang dirahmati
Allah, bulan yang penuh keberkahan dan kebaikan ada di hadapan kita.
Akankah kita menyia-nyiakannya? Boleh jadi, Ramadhan kali ini merupakan Ramadhan
terakhir bagi kita. Tidak ada yang bisa menjamin kita akan berjumpa dengan Ramadhan
tahun berikutnya. Oleh karena itu nikmat yang sangat agung ini hendaknya kita
syukuri. Kita mensyukurinya dengan memanfaatkan bulan ini untuk melaksanakan
perintah – perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Kita harus
bersungguh-sungguh untuk mengisinya dengan amalan ketaatan. Semoga Allah senantiasa
memberikan keistiqomahan kepada kita untuk melakukan amal shalih.. Wa shallallahu ‘alaa
Nabiyyina Muhammad.
Terima Kasih Anda Telah Membaca Ramadhan Tiba, Pintu-Pintu Surga Terbuka
Bulan Ramadhan… tak
lama lagi menjumpai kita… Perasaan gembira dan rindu meliputi
jiwa orang-orang yang beriman. Menantikan malam-malam yang khusyu’ dengan
lantunan ayat-ayat al-Qur’an dan dzikir kepada ar-Rahman…
Pembaca yang dimuliakan Allah… Sudah menjadi tabiat dan karakter
orang-orang yang beriman untuk merasa senang dengan ketaatan dan merasa sedih
dengan kemaksiatan. Sebagaimana aqidah yang dipegang teguh oleh Ahlus Sunnah,
bahwa iman itu bertambah dan berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan, dan
berkurang dengan sebab kemaksiatan. Keimanan dengan segala cabangnya adalah bagian tak terpisahkan dalam hidup
umat Islam.
Sebaliknya, kekafiran dengan segala cabangnya adalah perusak dan
pengganggu ketentraman hidup mereka. Maka kedatangan bulan Ramadhan di setiap
tahun merupakan penyejuk
hati dan penentram perasaan. Dengan kesejukan suasana Ramadhan, umat manusia
dilatih untuk mengendalikan berbagai keinginan nafsunya. Ia ditundukkan,
digembleng dan dibina dalam rangka taat dan mendahulukan kecintaan Rabbnya di
atas segala-galanya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan
merasakan manisnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai
agama, dan Muhammad sebagai Nabi.” (HR. Muslim)
Keimanan itulah yang menjadi syiar hidup mereka. Mereka hidup dan mati di
atasnya, bergerak dan diam karenanya, ruku’ dan sujud dengannya, harap dan
takut karenanya, cinta dan benci pun karenanya. Iman itulah yang menggerakkan
persendian hidup mereka. Karena itulah, tatkala noda maksiat dan kotoran dosa
merusak hati dan pikiran mereka, mereka pun merasa terganggu dan tidak nyaman
dengannya. Mereka sangat menyadari bahwa lunturnya nilai-nilai keimanan
merupakan bencana bagi kehidupan mereka, di dunia sebelum nanti di akhirat… wal ‘iyadzu billaah… Jadi tidak heran, jika
sahabat Abdullah bin Mas’ud memberikan gambaran dua sikap yang sangat
berlainan, antara orang yang menjaga nilai-nilai keimanan dengan orang yang
telah terbuai dan terbius dengan racun-racun kekafiran.
Beliau berkata, “Seorang mukmin melihat dosa-dosanya seolah-olah dia
sedang duduk di bawah sebuah gunung, dia khawatir kalau gunung itu akan runtuh
menimpanya. Adapun orang yang fajir/munafik melihat dosa-dosanya seperti lalat
saja, yang mampir di atas hidungnya, lantas dengan ringannya dia halau lalat
tersebut -dengan tangannya-.” (HR. Bukhari)
Sehingga momentum Ramadhan
dengan ibadah puasanya, adalah kesempatan emas bagi orang yang merasa memiliki
dosa di hadapan Tuhannya. Karena apabila dosa-dosa itu tidak diampuni, tentulah
ia akan membuahkan penyesalan, kesedihan, dan rasa takut kelak di hari
pembalasan…
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang berpuasa Ramadhan karena iman dan
mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah ibadah agung yang dinantikan itu… Seorang mukmin, tak akan
melewatkan kesempatan emas ini. Baginya, dunia seisinya tidak ada artinya
dibandingkan ampunan dan rahmat Allah ta’ala.
Inilah kenikmatan hakiki dan kebahagiaan yang sejati. Karena dengan puasa,
seorang hamba akan berjuang untuk menjadi sosok yang bertakwa. Dan dengan
ketakwaan itulah, seorang manusia akan menjadi mulia dan dicintai oleh Rabb
alam semesta. Ramadhan ada di hadapan, bekali diri kita dengan ilmu dan iman, tuk
menyambut bulan yang agung, bulan yang penuh kebaikan, bulan yang menjadi
penghibur hati orang-orang yang beriman. Allahul
musta’aan…
Sahabat, tanpa lama lama lagi. Kali ini kita akan sedikit berbicara mengenai setan. Dari hasil pencarian yang saya lakukan, akhirnya saya menemukan sebuah fakta (video) yang cukup menarik. Dari video ini, setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita ambil :
1. Manusia Adalah Makhluk Paling Sempurna.
2. Manusia Yang Berbuat Maksiat adalah Benar-Benar "mereka" Senangi dan Mereka Menjulukinya sebagai "TEMAN SEJATI".
3. Mereka SANGAT BANGGA terhadap manusia yang menyembah mereka, dan menunjukkan ketidakberdayaannya di hadapan mereka.
4. Mereka merupakan makhluk cerdas dengan berbagai tipu daya untuk menjerumuskan manusia pada kemaksiatan.
5. Ada 1 Golongan yang Tidak Dapat Mereka Dekati atau bahkan Mereka GODA !!! Yaitu Orang-Orang yang BERIMAN.
Semoga apa yang akan anda saksikan bisa menjadi pelejaran dan bekal hidup kita. Dan JANGAN SUNGKAN UNTUK SALING MENGINGATKAN akan bahaya nyata perkara ini. Selamat Menyaksikan . . . . :)
Di antara amal kebaikan
yang banyak dilakukan kaum muslimin di bulan Ramadhan adalah memberi sedekah.
Tidak diragukan lagi bahwa bersedekah di bulan mulia ini memiliki nilai lebih
tersendiri. Namun perlu diwaspadai, jangan sampai pahala sedekah yang melimpah
menjadi terhapus sia-sia. Pembaca yang budiman, Allah
ta’ala mengingatkan kita dalam
firman-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka
tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir . “ (Al Baqarah:264)
[Tiga Perbuatan
Penghapus Pahala Sedekah] Dalam ayat di atas, Allah
menjelasakan ada tiga perbuatan yang dapat menghapus pahala sedekah :
Pertama. Menyebut-nyebut pemberian sedekah. ( ِالْمَنِّ) al mann : maksudnya adalah
menyebut-nyebut pemberian sedekah di hadapan orang yang diberi sedekah untuk
menunjukkan kelebihan dirinya dibanding orang yang diberi sedekah tersebut. Seperti misalnya si A
memberikan sedekah kepada si B. Dia selalu menyebt-nyebut sedekah pemberiannya
tersebut di hadapan si B. Seperti ini adalah termasuk perbuatan ( ِالْمَنِّ) al mann yang tercela seperti tersebut
dalam ayat di atas. Perbuatan ini mencakup seluruh bentuk sedekah, baik itu
sedekah terhadap teman, tetangga, kerabat, maupun istri dan anak-anaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda :
ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ، ولا ينظر إليهم ،
ولا يزكيهم ، ولهم عذاب أليم ، قال فقرأها رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاث مرار
. قال أبو ذر : خابوا وخسروا . من هم يا رسول الله ؟ قال : المسبل والمنان والمنفق
سلعته بالحلف الكاذب
“ Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara
pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta
baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar
bertanya : Siapa mereka wahai Rasulullah ? Sabda beliau : Al musbil (lelaki
yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki, al mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah
pemberian), dan
pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu” (H.R. Muslim:106)
Kedua. Menyakiti orang yang diberi sedekah. (َالَّذِي ) al adzaa: secara bahasa maknanya
adalah setiap perbuatan yang merugikan atau menyakiti orang lain, baik dalam
hal agamanya, kehormatannya, badannya, maupun hartanya. Adapaun (َالَّذِي ) al adzaa yang menghapus pahala sedekah
yaitu bersikap sombong terhadap orang yang diberi sedekah dan menyakitinya
dengan kalimat yang menyakitkannya, atau dengan sesuatu yang mencela
kehormatannya dan merendahkan kemuliaan dan kedudukan orang tersebut.
Ketiga. Perbuatan riya’. ( الرياء ) ar riyaa’ : yakni
perbuatan seorang hamba menampakkan amalnya kepada manusia karena ingin
mendapat pujian. Jika seseorang riya’ dalam amalan sedekahnya maka akan
menghapus pahala sedekah tersebut. Bahkan perbutan riya’ tidah hanya dalam
masalah sedekah saja. Riya’ dapat terjadi pada setiap amal dan menghapus pahala
amal tersebut. [Lihat Nidaa-atu ar Rahman
li Ahlil iman 21-22, Syaikh Abu Bakr Al Jazaairy] Imam Ibnu Katsir
menjelasakan : “Dalam firman-Nya (لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ
وَالأذَى ) (janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima))
Allah menerangkan bahwa pahala sedekah itu dapat hilang disebabkan karena
menyebut-nyebut sedekah dan juga dengan tindakan menyakiti orang yang diberi
sedekah.. Dosa menyebut-nyebut dan menyakiti itu menyebabkan hilangnya pahala
sedekah. Kemudian Allah berfirman (كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ )
(), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia). Maksudnya, janganlah kalian
membatalkan pahala sedekah kalian dengan menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti
orang yang diberi sedekah, sebagaimana tidak bernilainya sedekah orang yang
riya’ karena manusia. Orang yang riya’ adalah yang menampakkan dihadapan orang
lain bahwa dia ikhlas dalam beramal, padahal maksud sebenarnya adalah agar dia
dipuji oleh orang lain. atau agar terkenal dengan sifat-sifat terpuji sehingga
banyak orang yang mengaguminya, atau beramal agar disebut sebagai orang
dermawan, atau maksud-maksud duniawi lainnya. Pelaku riya’ tidak memiliki
perhatian untuk taat kepada Allah, mencari ridha-Nya dan mengharap pahala-Nya.
Oleh karena itu, Allah berfirman (وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ )
(dan dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian). ” [Lihat Tafsir al Quran al ‘Adzhim
surat al Baqarah ayat 264, al Imam Ibnu Katsir] Waspadailah saudaraku,
ketiga perbuatan tersebut dapat merusak pahala sedekah yang kita lakukan.
[Faedah Ayat] Firman Allah dalam surat al
Baqarah 264 di atas mengandung beberapa faedah :
1.Amal keburukan akan menghapus amal
kebaikan.
2.Dalam ayat tersebut terkandung
perintah untuk tetap menjaga amalan-amalan yang sirr (tersembunyi) agar tidak diketahui orang lain.
3.Menyebut-nyebut pemberian sedekah,
menyakiti orang yang diberi sedekah, dan perbuatan riya’ dapat menghapus pahala
sedekah
4.Terhapusnya pahala sedekah karena
perbuatan menyebut-nyebut pemberian sedekah dan menyakiti orang yang diberi
sedekah, sama seperti hapusnya pahala sedekah karena riya’
5.Ketiga sifat di atas termasuk tanda
kekufuran.
Semoga Allah ta’ala senantiasa memudahkan kita untuk
ikhlas dalam setiap amal yang kita lakukan. Wa
shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad.
Nama Nama beliau -menurut
pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab
bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi.
Kun-yah Beliau memiliki kun-yah:
Abu Bakar
Laqb
(Julukan) Beliau dijuluki dengan ‘Atiq (عتيق) dan Ash Shiddiq (الصدِّيق). Sebagian ulama berpendapat
bahwa alasan beliau dijuluki ‘Atiq
karena beliau tampan. Sebagian mengatakan karena beliau berwajah cerah.
Pendapat lain mengatakan karena beliau selalu terdepan dalam kebaikan. Sebagian
juga mengatakan bahwa ibu beliau awalnya tidak kunjung hamil, ketika ia hamil
maka ibunya berdoa,
اللهم إن هذا عتيقك من الموت ، فهبه لي
“Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari maut,
maka hadiahkanlah kepadaku” Dan ada beberapa pendapat
lain. Sedangkan julukan Ash Shiddiq didapatkan karena beliau
membenarkan kabar dari Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Sebagaimana ketika
pagi hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya:
‘Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam
semalam’. Beliau menjawab:
إن كان قال فقد صدق
“Jika ia berkata demikian, maka itu benar” Allah Ta’ala pun menyebut
beliau sebagai Ash Shiddiq:
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az
Zumar: 33) Tafsiran para ulama tentang
ayat ini, yang dimaksud ‘orang yang datang membawa kebenaran’ (جَاء
بِالصِّدْقِ) adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam dan yang dimaksud ‘orang yang membenarkannya’ (صَدَّقَ
بِهِ) adalah Abu Bakar Radhiallahu’anhu. Beliau juga dijuluki Ash
Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman kepada
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq sebagaimana
diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد
أُحداً وأبو بكر وعمر وعثمان ، فرجف بهم فقال : اثبت أُحد ، فإنما عليك نبي وصديق
وشهيدان
“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu
bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun
berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah
Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’
(‘Umar dan ‘Utsman)”
Kelahiran Beliau dilahirkan 2 tahun 6
bulan setelah tahun gajah.
Ciri
Fisik Beliau berkulit putih,
bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul, dan ia
sering memakai hinaa dan katm.
Jasa-jasa
Jasanya yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam
Islam paling pertama.
Hijrahnya beliau bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Ketegaran beliau ketika hari wafatnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Sebelum terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70
orang yang disiksa orang kafir karena alasan bertauhid kepada Allah. Di
antara mereka adalah Bilal bin Rabbaah, ‘Amir bin Fahirah, Zunairah, Al
Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani Mu’ammal, Ummu ‘Ubais
Salah satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi
khalifah beliau memerangi orang-orang murtad
Abu Bakar adalah lelaki
yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang murtad, beliau memiliki
pendirian yang kokoh. Bahkan lebih tegas dan keras daripada Umar bin Khattab
yang terkenal akan keras dan tegasnya beliau dalam pembelaan terhadap Allah.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:
لما توفى النبي صلى الله عليه وسلم واستُخلف أبو بكر وكفر من
كفر من العرب قال عمر : يا أبا بكر كيف تقاتل الناس وقد قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم : أمِرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله ، فمن قال لا إله
إلا الله عصم مني ماله ونفسه إلا بحقه وحسابه على الله ؟ قال أبو بكر : والله
لأقاتلن من فرق بين الصلاة والزكاة ، فإن الزكاة حق المال ، والله لو منعوني عناقا
كانوا يؤدونها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم على منعها . قال عمر :
فو الله ما هو إلا أن رأيت أن قد شرح الله صدر أبي بكر للقتال فعرفت أنه الحق
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, dan
Abu Bakar menggantikannya, banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar
berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, aku diperintah untuk memerangi
manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah, barangsiapa yang
mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang
benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi
Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena
zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan
membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam, akan ku perangi dia’. Umar berkata: ‘Demi Allah,
setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk
memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran‘” Begitu tegas dan kerasnya
sikap beliau sampai-sampai para ulama berkata:
نصر الله الإسلام بأبي بكر يوم الردّة ، وبأحمد يوم الفتنة
“Allah menolong Islam
melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang murtad, dan melalui Ahmad (bin
Hambal) di hari ketika terjadi fitnah (khalqul
Qur’an)” Abu Bakar pun memerangi
orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan membayar zakat ketika itu
Musailamah Al
Kadzab dibunuh di masa pemerintahan beliau
Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam,
sebagaimana keinginan Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam. Dan akhirnya Syam pun di taklukan, demikian juga Iraq.
Di masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan.
Beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkannya.
Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak
ridha dengan dilepaskannya Khalid bin Walid, ia berkata:
والله لا أشيم سيفا سله الله على عدوه حتى يكون الله هو يشيمه
“Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang
Allah tujukan kepada musuhnya sampai Allah yang menghunusnya” (HR.
Ahmad dan lainnya) Ketika masa pemerintahan
beliau, terjadi peperangan. Beliau pun bertekad untuk pergi sendiri memimpin
perang, namun Ali bin Abi Thalib memegang tali kekangnya dan berkata: ‘Mau
kemana engkau wahai khalifah? Akan kukatakan kepadamu perkataan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang
Uhud:
شِـمْ سيفك ولا تفجعنا بنفسك . وارجع إلى المدينة ، فو الله
لئن فُجعنا بك لا يكون للإسلام نظام أبدا
‘Simpanlah pedangmu dan janganlah bersedih atas
keadaan kami. Kembalilah ke Madinah. Demi Allah, jika keadaan kami membuatmu
sedih Islam tidak akan tegak selamanya‘. Lalu Abu Bakar Radhiallahu’anhu pun kembali dan mengutus
pasukan.
Beliau juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab
Keutamaan Tidak ada lelaki yang
memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu
1. Abu Bakar Ash
Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dari golongan umat beliau Ibnu ‘Umar Radhiallahu’anhu berkata:
كنا نخيّر بين الناس في زمن النبي صلى الله عليه وسلم ، فنخيّر
أبا بكر ، ثم عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم
“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin
Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu” (HR. Bukhari) Dari Abu Darda Radhiallahu’anhu, ia berkata:
كنت جالسا عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ أقبل أبو بكر آخذا
بطرف ثوبه حتى أبدى عن ركبته فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أما صاحبكم فقد غامر
. وقال : إني كان بيني وبين ابن الخطاب شيء ، فأسرعت إليه ثم ندمت فسألته أن يغفر
لي فأبى عليّ ، فأقبلت إليك فقال : يغفر الله لك يا أبا بكر – ثلاثا – ثم إن عمر
ندم فأتى منزل أبي بكر فسأل : أثَـمّ أبو بكر ؟ فقالوا : لا ، فأتى إلى النبي فجعل
وجه النبي صلى الله عليه وسلم يتمعّر ، حتى أشفق أبو بكر فجثا على ركبتيه فقال :
يا رسول الله والله أنا كنت أظلم – مرتين – فقال النبي صلى الله عليه وسلم : إن
الله بعثني إليكم فقلتم : كذبت ، وقال أبو بكر : صَدَق ، وواساني بنفسه وماله ،
فهل أنتم تاركو لي صاحبي – مرتين – فما أوذي بعدها
“Aku pernah duduk di
sebelah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sambil
menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam berkata: ‘Sesungguhnya teman
kalian ini sedang gundah‘. Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai
Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera
mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia
enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam lalu berkata:
‘“Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar‘.
Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan
mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, “Apakah di dalam ada Abu Bakar?”
Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Sementara
wajah Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan
kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, “Wahai Rasulullah
Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah”, sebanyak dua kali. Maka Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus
Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ”Engkau pendusta wahai
Muhammad”, Sementara Abu Bakar berkata, ”Engkau benar wahai Muhammad”. Setelah
itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak
jera menyakiti sahabatku?‘ sebanyak dua kali. Setelah itu Abu Bakar
tidak pernah disakiti” (HR. Bukhari) Beliau juga orang yang
paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam, menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dan membenarkan perkataannya. Hal ini terus berlanjut selama
Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak gangguan yang datang. Abu Bakar
juga menemani Rasulullah ketika hijrah.
2. Abu Bakar Ash
Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam di
gua ketika dikejar kaum Quraisy Allah Ta’ala berfirman,
“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada
dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih,
sesungguhnya Allah beserta kita”” (QS. At Taubah: 40) As Suhaili berkata:
“Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak
berkata ‘janganlah kamu takut’ karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap
keselamatan Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam sangat mendalam sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan”. Dalam Shahih Bukhari dan
Muslim, dari hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu,
Abu Bakar berkata kepadanya:
نظرت إلى أقدام المشركين على رؤوسنا ونحن في الغار فقلت : يا
رسول الله لو أن أحدهم نظر إلى قدميه أبصرنا تحت قدميه . فقال : يا أبا بكر ما ظنك
باثنين الله ثالثهما
“Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki
orang-orang musyrik berada dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada
Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya,
mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu
Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah’” Ketika hendak memasuki gua
pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat
membahayakan Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Juga ketika dalam perjalanan hijrah, Abu Bakar terkadang
berjalan di depan Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam, terkadang di belakangnya, terkadang di kanannya,
terkadang di kirinya. Oleh karena itu ketika masa
pemerintahan Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu ada
sebagian orang yang menganggap Umar lebih utama dari Abu Bakar, maka Umar Radhiallahu’anhu pun berkata:
والله لليلة من أبي بكر خير من آل عمر ، وليوم من أبي بكر خير
من آل عمر ، لقد خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم لينطلق إلى الغار ومعه أبو بكر
، فجعل يمشي ساعة بين يديه وساعة خلفه ، حتى فطن له رسول الله صلى الله عليه وسلم
فقال : يا أبا بكر مالك تمشي ساعة بين يدي وساعة خلفي ؟ فقال : يا رسول الله أذكر
الطلب فأمشي خلفك ، ثم أذكر الرصد فأمشي بين يديك . فقال :يا أبا بكر لو كان شيء
أحببت أن يكون بك دوني ؟ قال : نعم والذي بعثك بالحق ما كانت لتكون من مُلمّة إلا
أن تكون بي دونك ، فلما انتهيا إلى الغار قال أبو بكر : مكانك يا رسول الله حتى
استبرئ الجحرة ، فدخل واستبرأ ، قم قال : انزل يا رسول الله ، فنزل . فقال عمر :
والذي نفسي بيده لتلك الليلة خير من آل عمر
“Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik
dari satu malamnya keluarga Umar, satu harinya Abu Bakar masih lebih baik dari
seharinya keluarga Umar. Abu Bakar bersama Rasulullah pergi ke dalam gua.
Ketika berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah dan terkadang di
belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam heran dan
berkata: ‘Wahai Abu Bakar mengapa engkau berjalan terkadang di depan dan
terkadang di belakang?’. Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah, ketika saya sadar
kita sedang dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika saya sadar bahwa kita
sedang mengintai, maka saya berjalan di depan’. Rasulullah lalu berkata: ‘Wahai
Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang aku suka engkau saja yang melakukannya tanpa
aku?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang lebih tepat melainkan hal
itu aku saja yang melakukan tanpa dirimu’. Ketika mereka berdua sampai di gua,
Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah aku akan berada di tempatmu sampai memasuki
gua. Kemudian mereka masuk, Abu Bakar berkata: Turunlah wahai Rasulullah.
Kemudian mereka turun. Umar berkata: ‘Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih
baik dari satu malamnya keluarga Umar’‘” (HR. Al Hakim, Al
Baihaqi dalam Dalail An Nubuwwah)
3. Ketika kaum
muslimin hendak berhijrah, Abu Bakar Ash Shiddiq menyumbangkan seluruh hartanya. (Dalilnya disebutkan pada
poin 8, pent.)
4. Abu Bakar Ash
Shiddiq adalah khalifah pertama Dan kita diperintahkan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk
meneladani khulafa ar rasyidin,
sebagaimana sabda beliau:
عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا
عليها بالنواجذ
“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah
khulafa ar rasyidin setelahku. Gigitlah
dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya.
Hadits ini shahih dengan seluruh jalannya)
5. Abu Bakar Ash
Shiddiq dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit keras,
beliau memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat berjama’ah. Dalam Shahihain, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha ia berkata:
لما مَرِضَ النبيّ صلى الله عليه وسلم مرَضَهُ الذي ماتَ فيه
أَتاهُ بلالٌ يُؤْذِنهُ بالصلاةِ فقال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصَلّ . قلتُ : إنّ
أبا بكرٍ رجلٌ أَسِيفٌ [ وفي رواية : رجل رقيق ] إن يَقُمْ مَقامَكَ يبكي فلا
يقدِرُ عَلَى القِراءَةِ . قال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ . فقلتُ مثلَهُ : فقال
في الثالثةِ – أَوِ الرابعةِ – : إِنّكنّ صَواحبُ يوسفَ ! مُروا أَبا بكرٍ
فلْيُصلّ ، فصلّى
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit
menjelang wafat, Bilal datang meminta idzin untuk memulai shalat. Rasulullah
bersabda: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah
berkata: ‘Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami shalat,
ia mudah menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah menangis
sehingga sulit menyelesaikan bacaan Qur’an. Nabi tetap berkata: ‘Perintahkan
Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah lalu berkata hal yang
sama, Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi, sampai ketiga atau keempat
kalinya Rasulullah berkata: ‘Sesungguhnya kalian itu orang-orang yang lembut,
maka perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’” Oleh karena itu Umar bin
Khattab Radhiallahu’anhu berkata:
أفلا نرضى لدنيانا من رضيه رسول الله صلى الله عليه وسلم لديننا
“Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam
masalah dunia, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha
kepadanya dalam masalah agama?” Juga diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha,
ia berkata:
قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه : ادعي لي أبا
بكر وأخاك حتى اكتب كتابا ، فإني أخاف أن يتمنى متمنٍّ ويقول قائل : أنا أولى ،
ويأبى الله والمؤمنون إلا أبا بكر وجاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم
فكلمته في شيء فأمرها بأمر ، فقالت : أرأيت يا رسول الله إن لم أجدك ؟ قال : إن لم
تجديني فأتي أبا بكر
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata
kepadaku ketika beliau sakit, panggilah Abu Bakar dan saudaramu agar aku dapat
menulis surat.
Karena aku khawatir akan ada orang yang berkeinginan lain (dalam masalah
khilafah) sehingga ia berkata: ‘Aku lebih berhak’. Padahal Allah dan kaum
mu’minin menginginkan Abu Bakar (yang menjadi khalifah). Kemudian datang
seorang perempuan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan sesuatu,
lalu Nabi memerintahkan sesuatu kepadanya. Apa pendapatmu wahai Rasulullah
kalau aku tidak menemuimu? Nabi menjawab: ‘Kalau kau tidak menemuiku, Abu Bakar
akan datang’” (HR. Bukhari-Muslim)
6. Umat Muhammad
diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
اقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر
“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu
Bakar dan Umar” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah, hadits ini
shahih)
7. Abu Bakar Ash
Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menugasi
beliau sebagai Amirul Hajj pada haji sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:
بعثني أبو بكر الصديق في الحجة التي أمره عليها رسول الله صلى
الله عليه وسلم قبل حجة الوداع في رهط يؤذنون في الناس يوم النحر : لا يحج بعد
العام مشرك ، ولا يطوف بالبيت عريان
“Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah
ibadah haji yang terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku
untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha bahwa tidak
boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di
baitul ‘Uryan” Abu Bakar juga sebagai
pemegang bendera Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam ketika perang Tabuk.
8. Abu Bakar Ash
Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan sedekah Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نتصدق ، فوافق ذلك
مالاً فقلت : اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما . قال : فجئت بنصف مالي ، فقال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أبقيت لأهلك ؟ قلت : مثله ، وأتى أبو بكر بكل
ما عنده فقال : يا أبا بكر ما أبقيت لأهلك ؟ فقال : أبقيت لهم الله ورسوله ! قال
عمر قلت : والله لا أسبقه إلى شيء أبدا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan
kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga
hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh
hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya: ‘Wahai Umar,
apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu
Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk
keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan
Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu
Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)
9. Abu Bakar Ash
Shiddiq adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam ‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu bertanya kepada
Nabi Shallallahu’alahi Wasallam:
أي الناس أحب إليك ؟ قال : عائشة . قال : قلت : من الرجال ؟
قال : أبوها
“Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab:
‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya
Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim)
10. Abu Bakar Ash
Shiddiq adalah khalil bagi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam Imam Al Bukhari dan Muslim
meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu,
ia berkata:
خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم الناس وقال : إن الله خير
عبدا بين الدنيا وبين ما عنده فاختار ذلك العبد ما عند الله . قال : فبكى أبو بكر
، فعجبنا لبكائه أن يخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم عن عبد خير ، فكان رسول
الله صلى الله عليه وسلم هو المخير ، وكان أبو بكر أعلمنا . فقال رسول الله صلى
الله عليه وسلم : إن مِن أمَنّ الناس عليّ في صحبته وماله أبا بكر ، ولو كنت
متخذاً خليلاً غير ربي لاتخذت أبا بكر ، ولكن أخوة الإسلام ومودته ، لا يبقين في
المسجد باب إلا سُـدّ إلا باب أبي بكر
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah
kepada manusia, beliau berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di
antara dunia dan apa yang ada di dalamnya. Namun hamba tersebut hanya dapat
memilih apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran
dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba
pilihan. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya, dan Abu
Bakar lebih paham dari kami. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda: ‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan
dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan
mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar,
namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan
ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”
11. Allah Ta’ala
mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq Allah Ta’ala berfirman:
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari
neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus
dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan
Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan”
(QS. Al Lail: 17-21) Ayat ini turun berkenaan
dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman:
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida
kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)
12. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memberi tazkiyah kepada Abu Bakar Ketika Abu Bakar bertanya
kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
من جرّ ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة . قال أبو
بكر : إن أحد شقي ثوبي يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه فقال رسول الله صلى الله عليه
وسلم : إنك لست تصنع ذلك خيلاء
“Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena
sombong, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar berkata:
‘Sesungguhnya salah satu sisi sarungku melorot kecuali jika aku ikat dengan
baik. Rasulullah lalu berkata: ‘Engkau tidak melakukannya karena sombong””
(HR. Bukhari dalam Fadhail Abu BakarRadhiallahu’anhu)
13. Abu Bakar Ash
Shiddiq didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga
من أنفق زوجين من شيء من الأشياء في سبيل الله دُعي من أبواب
الجنة : يا عبد الله هذا خير ؛ فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة ، ومن كان
من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد ، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة ،
ومن كان من أهل الصيام دُعي من باب الصيام وباب الريان . فقال أبو بكر : ما على
هذا الذي يدعى من تلك الأبواب من ضرورة ، فهل يُدعى منها كلها أحد يا رسول الله ؟
قال : نعم ، وأرجو أن تكون منهم يا أبا بكر
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan
Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba
Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan
orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat.,
yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika
ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu
sedekah” (HR. Al Bukhari – Muslim) 14. Abu Bakar Ash
Shiddiq melakukan banyak perbuatan agung dalam sehari Imam Muslim meriwayatkan hadist
dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
: من أصبح منكم اليوم صائما ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا
. قال : فمن تبع منكم اليوم جنازة ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن
أطعم منكم اليوم مسكينا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن عاد منكم
اليوم مريضا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . فقال رسول الله صلى الله عليه
وسلم : ما اجتمعن في امرىء إلا دخل الجنة
“Siapa yang hari ini
berpuasa? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’” “Siapa yang hari ini
ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’” “Siapa yang hari ini
memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’” “Siapa yang hari ini
menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’” “Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Tidaklah semua ini dilakukan oleh
seseorang kecuali dia akan masuk surga’”
15. Orang musyrik
mensifati Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana Khadijah mensifati Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Mereka berkata tentang Abu
Bakar:
“Apakah kalian mengusir
orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung
silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu
menolong di jalan kebenaran?” (HR. Bukhari)
16. Ali Radhiallahu’anhu mengenal keutamaan Abu Bakar Ash
Shiddiq Muhammad bin Al Hanafiyyah
berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi Thalib:
أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال : أبو
بكر . قلت : ثم من ؟ قال : ثم عمر ، وخشيت أن يقول عثمان قلت : ثم أنت ؟ قال : ما
أنا إلا رجل من المسلمين
“Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam? Ali menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian
siapa lagi?’. Ali berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang selanjutnya adalah
Utsman, maka aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini hanyalah
orang muslim biasa’” (HR. Bukhari)
Sikap
Zuhud Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu meninggal tanpa
meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar. Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali Radhiallahu’anhu:
لما احتضر أبو بكر رضي الله عنه قال : يا عائشة أنظري اللقحة
التي كنا نشرب من لبنها والجفنة التي كنا نصطبح فيها والقطيفة التي كنا نلبسها
فإنا كنا ننتفع بذلك حين كنا في أمر المسلمين ، فإذا مت فاردديه إلى عمر ، فلما
مات أبو بكر رضي الله عنه أرسلت به إلى عمر رضي الله عنه فقال عمر رضي الله عنه :
رضي الله عنك يا أبا بكر لقد أتعبت من جاء بعدك
“Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar
Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata, wahai ‘Aisyah tolong perhatikan unta
perahan yang biasa kita ambil susunya, dan mangkuk besar yang sering kita pakai
untuk tempat penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya
kita mengambil manfaat dari itu semua saat aku mengurusi urusan kaum muslimin.
Jika aku mati, kembalikanlah semuanya kepada Umar. Maka ketika Abu Bakar wafat,
‘Aisyah mengirim semua itu kepada Umar Radhiallahu’anhu. Umar pun berkata:
‘Semoga Allah meridhaimu wahai Abu Bakar, sungguh lelah orang yang datang
setelahmu’”
Sikap
Wara’ Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah orang yang
wara’ dan zuhud terhadap dunia sampai-sampai ketika ia menjadi khalifah, ia pun
tetap pergi bekerja mencari nafkah. Umar bin Khattab pun Radhiallahu’anhu melarangnya dan
menganjurkan ia untuk mengambil upah dari baitul
maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah. Dikisahkan pula dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia
berkata:
كان لأبي بكر غلام يخرج له الخراج ، وكان أبو بكر يأكل من
خراجه ، فجاء يوماً بشيء ، فأكل منه أبو بكر ، فقال له الغلام : تدري ما هذا ؟
فقال أبو بكر : وما هو ؟ قال : كنت تكهّنت لإنسان في الجاهلية وما أحسن الكهانة
إلا أني خدعته ، فلقيني فأعطاني بذلك فهذا الذي أكلت منه ، فأدخل أبو بكر يده فقاء
كل شيء في بطنه . رواه البخاري
“Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang
senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar
biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang
akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata: ‘Apakah anda
tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya : ‘Dari mana?’ Ia menjawab :
‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang.
Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien
itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah
hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya
hingga keluarlah semua yang ia makan” (HR. Bukhari)
Wafat
beliau Beliau wafat pada hari
Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 30 H ketika beliau berusia 63 tahun. Semoga Allah meridhainya
dan mengumpulkan kita bersamanya di surga kelak.