Kelucuan Yang Patut Kita Renungi

LUCU YA betapa mudahnya orang-orang melupakan Allah, tapi terheran-heran mengapa dunia ini hancur

LUCU YA betapa waktu 60 menit terasa lama untuk beribadah kepada sana ilahi dan begitu singkat untuk menonton televise

LUCU YA dengan cepat kita membaca 300 halaman novel dalam hitungan jam, tetapi hitungan bulan untuk membaca 30 Juz Al-Qur’an

LUCU YA kita bias kehilangan kata-kata saat berdoa, namun sangat lancer mengobrol dengan teman kita

LUCU YA kita percaya apa yang tertulis di Koran , tetapi mempertanyakan apa yang ada dalam Al-Qur’an

LUCU YA butuh 2-3 minggu untuk merencanakan kegiatan islami, tetapi hanya butuh waktu sekejap untuk kegiatan lainnya.

LUCU YA orang ingi masuk surga tapi betapa banyak mereka tidak mau berpikir, berkata dan bertingkah laku seperti penghuni surga

LUCU YA betapa orang berkata “Aku memercayai Allah” tapi tindakannya mengikuti setan

LUCU YA kita bias mengirim lelucon lewat pesan atau email mereka menyebarkannya seperti api, tapi ketika kamu mengirim ayat-ayat Allah, oran-orang berpikir dua kali untuk melakukan hal yang sama

LUCU YA bagaimana orang berbondong-bondong setiap hari Jum’at mengingat Allah…. Tetapi menjadi muslim tak terkihat di sisa minggunya

LUCU YA anda tidak membagikan hal ini kepada orang lain karena anda tidak yakin apa agama mereka atau apa yang akan mereka pikirkan tentang apa yang anda kirmkan kepad mereka

LUCU YA bagaiman kita lebih memikirkan apa yang orang pikirkan tentang kita daripada apa yang Allah pikirkan tentang kita

LUCU KAN ????  Kelucuan memang sebagai penghibur jiwa, namun “kelucuan” di atas perlu kita renungi kembali.

Saya minta waktu anda satu menit saja ketika membaca tulisan ini untuk berdoa kepada Allah untuk saudara-saudara muslim kita agar selalu mendapatkan Rahmat dan Ridho Allah SWT mejadi muslim yang bertakwa dan memperoleh kebehagiaan hakiki di dunia maupun akhirat.

Tolong bagikan hal ini sehingga lebih banyak lagi orang akan berdoa untuk anda pula.

Terima Kasih Anda Telah Membaca  Kelucuan Yang Patut Kita Renungi

“Pembaca Yang Baik Meninggalkan Komentar”(MJ)