Sobat, beberapa waku lalu saya mengalami 2 kejadian yang hamper serupa. Kedua
peristiwa yang saya alami ini tidak jauh-jauh dari seputar jalan raya dan lalu
lintas.
Pagi itu saya berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor seperti
biasanya, tak ada yang terasa istimewa pagi itu. Semua berjalan seperti
biasanya, hingga saya berhenti di sebuah
perempatan jalan raya karena saat itu lampu merah sudah menyala. Di kejauhan
kulihat berdiri seorang ibu-ibu yang buta mengemis di bawah lampu lalin. Tangannya
tak lelah mengacungkan sekantong plastik bekas bungkus permen, berharap ada
dermawan yang mau menyisihkan sedikit rejeki untuknya. Lalu lintas kulihattak
begitu ramai, hanya sekitar sepeluh.an sepeda motor berhenti. Pada awalnya tak
ada yang begitu menghiraukan kehadiran sang Ibu pengemis, termasuk seorang
ibu-ibu yang berhenti tepat di dekatnya. Namun, akhirnya ada seorang remaja
yang tergerak memberikan sedikit rejekinya kepada sang pengemis dan ternyata
ibu-ibu yang tepat berada di belakang remaja tersebut yang tadinya acuh ikut
tergerak memberikan sedekah untuk sang pengemis.
Peristiwa I

Peristiwa II
Di sebuah sekolah, diadakan sebuah tes kesehatan. Selain diperiksa seperi
tes kesehatan pada umumnya, siswa juga mengisi sebuah formulir yang diantaranya
tentang jarak rumah dan kendaraan menuju ke sekolah. Cerita menarik datang dari
seorang siswa sebut saja namanya Bunga
(kayak yang ada di berita-berita ya namanya,,,hehehe J). Si Bunga mengisi
datanya bahwa jarak rumah ke sekolahnya adalah 10 KM dan ia mengendarai sepeda
motor untuk berangkat ke sekolah.Setelah mengisi formulir, akhirnya tibalah saat pemeriksaan kesehatan. Semua
berjalan lancer hingga pada pemeriksaan mata (buta warna) ternyata diketahui
bahwa Bunga menderita buta warna sebagian. Ia tidak mampu membedakan antara warna merah,hijau,dan biru. Sang dokter
yang memerksanya pun bertanya,
“Apakah
benar Bunga naik sepeda motor ke sekolah ?”,Tanya dokter.
“Iya benar pak,”jawab Bunga.
“Lantas bagaimana cara
Bunga mematuhi rambu lalu lintas aat di jalan raya ?”, lanjut dokter.
“Mudah saja pak (sambil
tersenyum), saya hanya mengikuti kendaraan yang ada di depan saya. Bila yang
ada di depan saya terus, saya juga ikut terus dan bila berhenti saya juga ikut
berhenti”,jawabnya.
………………………………..-----------------------……………………………………
Pelajaran :
Sobat, ternyata nih kita bisa menjadi seorang inspirator bagi orang lain baik secara lagsung maupun
tidak langsung tanpa kita sadari seperti yang tercermin dalam dua cerita di atas.
Cerita pertama member pelajaran tentang inspirasi perbuatan yang baik,tetapi
sebaliknya dalam cerita yang kedua. Jadi sudah saatnya kita mulai berhati-hati
dalam setiap tindakan kita agar tindakan kita bias menjadi inspirasi yang baik
bagi orang lain di sekeliling kita, bukan sebaliknya. Eitssss, tapi hati-hati
juga dalam berbat baik jangan sampai diniatkan agar dipuji/dilihat orang lain
karena dapat menimbulkan sifat Riya’.
So, anda mau ilih yang mana ??? It’s your choice J
Terima Kasih Anda Telah Membaca
Engkau Yang Di Depan Engkaulah Teladan
“Pembaca Yang Baik Meninggalkan
Komentar” (MJ)
0 komentar:
Posting Komentar